Ternyata untuk Meraih Cita-cita Itu Ada Jalurnya
Oleh: Supandi*
Tulisan ini terilhami dari seorang keponakan laki-laki saya yang kesehariannya menurut saya tergolong anak yang macho dan sedikit urakan. Namun, penilaian ini ternyata kurang toleran. Mengapa? Sebab, ketika suatu hari secara tidak sengaja saya menanyakan apa kriteria wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak, ternyata dia menjawab, “Sosok wanita yang seperti ibu.”
Saya sempat sedikit heran atas jawaban dia. Tidak menduga bahwa jawabannya demikian. Temperamen yang dia miliki ternyata hanya kulitnya saja. Sosok pribadi yang sedikit urakan dan maunya menang sendiri ternyata semu belaka. Ini kontradiktif dengan kelembutan hatinya. Demikian juga kontradiktif dengan sikapnya yang penuh taat, berbakti, dan melindungi ibunya.
Deskripsi di atas, bila saya hubungkan dengan apa yang dialaminya sekarang, ternyata terdapat sebuah hubungan sebab akibat. Secara singkat dapat saya informasikan bahwa sekarang ini keponakan saya baru saja diterima bekerja di KPPU, Jakarta. Tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk bisa bekerja di sana mengingat persaingan yang begitu ketat. Ada satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari apa yang telah dilakukan ibunya. Sebuah rentetan aktivitas spiritual yang telah dilakukan sang ibu secara intens siang dan malam.
Apabila moment ini dicermati maka bisa dikatakan bahwa dalam menuju ke arah cita-citanya itu sebenarnya dia telah melalui dua jalur sekaligus dalam mencapai keberhasilannya, yaitu jalur rida orang tua dan jalur rida Allah Swt. Kedua jalur ini merupakan satu garis vertikal di mana manakala orang tua rida maka Allah Swt akan merekomendasi. Rida orang tua pada akhirnya akan berujung pada rida Allah Swt. Rida orang tua akan menghadirkan sebuah kekuatan dan kualitas doa. Kekuatan dari Allah Swt inilah yang disebut dengan God Spot. Disadari atau tidak bahwa sebenarnya kedua jalur inilah yang telah mengantarkan dia meraih keberhasilannya di samping kemampuan yang dia miliki tentunya. Tidak ada kekuatan hakiki lain yang bisa menandingi kedua kekuatan di atas.
Bagaimana Menghadirkan God Spot?
Untuk menghadirkan God Spot pada diri seseorang dibutuhkan lelaku yang intensif. Hal ini dilakukan dengan usaha penghambaan penuh kepada Allah Swt dan perilaku karimah kepada kedua orang tua. Penjabaran dari kalimat di atas tentu tidak sesederhana seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Kebanyakan orang berperilaku apa adanya. Kebanyakan orang hanya mengandalkan usaha dan kemampuan yang tampak-tampak saja. Padahal, Allah Swt telah memberi kekuatan luar biasa kepada setiap orang, termasuk bagaimana menghadirkan God Spot dalam dirinya. Dan, semua itu bisa diraih salah satunya melalui lelaku yang intensif.
Allah Swt sangat menyayangi hambanya. Oleh karenanya, siapa pun yang membutuhkan pertolongan-Nya pasti akan dikabulkan, demikian janji Allah Swt. Untuk inilah dibutuhkan kecerdasan emosi yang mengarah kepada kecerdasan spiritual dengan melakukan berbagai usaha pendekatan diri kepada Allah Swt.
Rida Allah Swt adalah Jalur Tertinggi
Sebenarnya, semua doa manusia hanya Allah yang akan mengabulkannya. Karena, Dialah satu-satunya top decision maker. Namun demikian, tanpa jalur yang tepat maka jauh dari kemungkinan doa manusia bisa terkabul. Di sinilah pentingnya manusia memerhatikan hierarki jalur dalam memohon rida-Nya, baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.
Agar bisa sampai ke top decision maker terlebih dulu kita harus melalui jalur-jalur di bawahnya. Seorang anak harus senantiasa berbakti dan berakhlak baik kepada kedua orang tuanya. Bersikap yang baik sedemikian hingga mereka senang. Berbicaralah yang hati-hati, jangan sampai sedikit pun menyinggung perasaan mereka. Bersikaplah yang terpuji sehingga mereka merasakan senang seperti pada saat mereka mendengar tangisan pertama kita pada waktu kita dilahirkannya dulu.
Perbaiki Nasib dengan Memperbaiki Menu
Tidak ada satu pun orang tua yang tidak menghendaki anak-anaknya berhasil. Tidak pandang bulu apakah anaknya baik maupun memiliki karakter jelek, tetap saja didoakan oleh orang tua agar kelak menjadi anak yang berhasil, tercapai cita-citanya. Namun, bagaimana dengan doa orang tua yang tidak kunjung terkabul dalam mendoakan anak-anaknya? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya kita menengok ke belakang. Yang perlu diingat adalah bahwa orang tua hanyalah manusia yang dalam konteks ini kapasitasnya hanya sebagai wasilah saja. Keputusan akhir tetap saja berada di tangan Allah Swt.
Dalam konteks yang demikian sebagai anak perlu bersikap bijak dengan melakukan perenungan dan kesadaran jiwa. Yang perlu disadari adalah seberapa besar kabegjan yang dimiliki oleh anak. Apabila kabegjan yang dimiliki oleh seorang anak besar maka dengan mudah Allah akan mengabulkan doa mereka. Tetapi sebaliknya, manakala kondisi anak kurang bersih maka kondisi seperti ini akan menghalangi terkabulnya doa. Antara kedua faktor tersebut harus berjalan secara sinergis.
Kita sering menjumpai fenomena yang terjadi dalam sebuah keluarga atau barangkali juga dialami di keluarga Anda di mana antara anak satu dengan yang lainnya memiliki tingkat kabegjan yang berbeda. Ada yang mudah didoakan oleh orang tua tetapi ada juga yang sulit. Ada yang mapan tetapi ada juga yang masih bernasib kurang mujur. Kelapa satu truk biasanya ada satu atau beberapa yang busuk, demikian apabila diibaratkan. Agar hal semacam ini tidak terjadi pada keluarga maka dibutuhkan suatu kesadaran dan usaha yang serius dalam hal mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Anak yang belum memperoleh rida dari Allah Swt seyogyanya segera membekali diri dengan berbagai ikhtiar. Begitu juga harus senantiasa memperbaiki akhlak yang sekiranya tidak berkenan bagi orang tua, sesama, dan Tuhan Yang Maha-Berkehendak. Langkah ini dilakukan agar dia memiliki tingkat kabegjan yang tinggi. Caranya yaitu dengan memperbaiki menu ritual kita kepada Allah Swt.[sup]
* Supandi lahir di Cilacap, 10 Agustus 1965. Alumnus Universitas Alamat Muhammadiyah, Purworejo 2002 (S-1) dan Magister Manajemen Unsoed, Purwokerto 2007 (S-2) mengajar sebagai guru di SMP Negeri 2 Binangun. Ia tinggal di Puri Mujur 163, Kroya, Cilacap, Jawa Tengah.
Posting Komentar
saran agar kedepannya kita bisa maju,silahkan saran dan kritikan di terima